Kamis, 10 April 2008

HUKIN

Mahasiswa ‘Serbu’ Mapolda Kalsel
Banjarmasin, BARITO POST
Sejumlah mahasiwa yang menamakan diri Aliansi Solidaritas Mahasiswa Daerah (Asmad), Gerakan Mahasiswa Pangeran Antasari (GMPA), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Aliansi Advokad Pemuda Daerah (AAPD), BEM Sekolah Tinggi Teologi (STT), dan Komite Mahasiswa Pemuda Anti Kedzaliman (Kompak) menggelar aksi demo di Mapolda Kalsel, untuk meminta Kapolda Kalsel mengutuk keras oknum polisi ke kampus Universitas Halo Ole Kendari Sulteng dan Universitas Nommensen Medan Sumut. Selain itu, mahasiswa juga mendesak Kapolda Kalsel Halba R Nugroho selaku pimpinan kepolisian di daerah ini meminta maaf kepada mahasiswa Kalsel atas tindak kekerasan dan pembubaran paksa yang dilakukan kepolisian saat aksi kedatangan Presiden Soesilo Bambang Yudoyono (SBY) dan aksi penolakan listrik di kantor PLN Banjarmasin. “Kita meminta kapolda agar memproses hukum aparat yang telah melakukan tindakan kekerasan dan pembubaran paksa terhadap mahasiswa saat aksi kedatangan Presiden SBY dan aksi penolakan pemadaman listrik di kantor PLN Banjarmasin waktu lalu,” kata koordinator lapangan demo Heri saat berorasi di depan Mapolda Kalsel Jalan S Parman pukul 11.oo wita.
Aksi unjuk rasa yang sempat memacetkan arus lalu lintas di Jalan S Parman itu, juga diwarnai aksi poster dan pamflet bertuliskan ‘hentikan kekerasan’, ‘kalian bukan pengayom masyarakat, melainkan monster masyarakat’ itu berlangsung selama satu saja diterima Waka Polda Kalsel Kombes Pol Damianus Zacki, dan Kabid Humas Polda Kalsel AKBP Puguh Raharjo, juga hadir Irwasda Kombes Pol Kris Hermanto, serta unsure petinggi Polda Kalsel lainnya.
Keinginan mahasiswa pun akhirnya diterima pihak Polda Kalsel, dengan menyampaikan langsung pernyataan mahasiswa ke Mabes Polri melalui faksmile. “Kita mendukung rekan-rekan mahasiswa dalam menyampaikan aspirasinya dengan cara santun dan penuh etika,” kata Puguh.
Dalam aksi demo itu ada satu mahasiwa asal Universitas Medan bernama Liston dan satu mahasiswa asal Universitas Halo Ole bernama Frans. Usai aksi demo, Frans menyatakan pihaknya mewakili mahasiswa sangat gembira dengan sikap Polda Kalsel yang mendukung aksi mahasiswa, dengan tidak mengedepankan tindak kekerasan. “Kita berterima kasih kepada Kapolda Kalsel, karena dengan cepat menerima aspirasi mahasiswa,” katanya.
Dia menilai, kemerdekaan warga negara dalam menyampaikan pendapat dimuka umum dalam rangka kritik sosial masih terbelenggu kekuasaan yang diwariskan orde baru. “Aparat merupakan senjata yang paling ampuh dalam melakukan pembungkaman terhadap siapa saja yang melawan hukum,” katanya.
Di tempat terpisah, LSM Kompak juga menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor pos besar-Hotel Arum-Hotel Mentari Jalan Pangeran Samudera Banjarmasin. Mereka mengkritisi tingginya harga sembako dan sulitnya mencari Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis minyak tanah.
Aksi yang berjumlah puluhan mahasiswa itu sempat memacetkan lalu lintas di kawasan Jalan Pangeran Samudera itu, juga meminta pemerintah memperhatikan aspirasi masyarakat ‘bawah’. “Kita minta pemerintah memperhatikan keluhan dan aspirasi masyarakat, sekarang kebutuhan masyarakat kian sulit, dengan harga yang cukup tinggi,” kata Presidium Kompak Agus. afd

Tidak ada komentar:

Mengenai Saya

lahir di Banjarmasin Kalsel dan besar dari keluarga muslim yang taat kepada ajaran agama ISLAM berdasarkan Al Quran dan Hadist. sekolah di perguruan Muhammadiyah, dan sempat menamatkan pendidikan tinggi di Fakultas Pertanian.